Tentang Kehidupan, Musik dan Puisi. Blog ini didedikasikan untuk manusia yang senantiasa mencari makna hidup dan kebenaran sejati.
Friday, April 20, 2007
Hidup Itu Pilihan
Berapa banyak pilihan yang sudah kita buat sejak kecil sampai sekarang ini? Dalam setiap segi kehidupan kita selalu dihadapkan pada pilihan dengan segala resikonya tentu. Kita memilih pakaian untuk hari ini, makanan apa yang akan kita telan, minuman apa yang akan kita minum, moda angkutan apa yang akan kita gunakan, termasuk juga kata-kata yang akan kita ucapkan. Akan sangat ruwet kalau semua pilihan itu terlalu kita pikirkan. Bisa gila! Kebanyakan pilihan berlangsung seperti tanpa perlu pemikiran, terjadi begitu saja. Hanya beberapa pilihan yang terhitung berat yang membutuhkan pemikiran ekstra seperti kendaraan atau rumah yang akan kita cicil, karir, juga pasangan hidup. Nah, memutuskan untuk memilih suatu hal yang berat inilah yang bisa menjadi gangguan dalam siklus dan alur hidup kita. Selain pertimbangan pemikiran, emosi dan rohani kita juga akan mengambil peran yang sangat vital. Untuk harga yang mahal kita tentu tidak ingin kecewa bukan? Namun terkadang dari ketiga faktor tadi (akal, emosi dan rohani) sering terjadi ketidakseimbangan. Untuk beberapa situasi sebaiknya faktor akal lebih dominan daripada kedua faktor lain, seperti dalam mengatur keuangan keluarga. Dalam masalah percintaan, terkadang faktor emosi lebih berperan dibanding rohani dan akal, bukankah begitu? Lantas kenapa sering terjadi penyesalan setelah kita menentukan pilihan? Itu karena adanya ketidakseimbangan antara ketiga faktor tersebut. Banyak pilihan yang dilakukan dengan membabi buta tanpa antisipasi resiko di masa depan. Namun terkadang ada faktor lain yang bisa lebih dominan dari ketiga faktor tadi, yaitu keyakinan. Keyakinan tidak akan bisa ditelaah secara akal, emosi maupun rohani, karena keyakinan mengatasi semuanya. Ada dorongan yang sangat kuat dalam diri kita yang kadang terjadi saat memutuskan sesuatu, “Ayo maju terus, akan kita hadapi apapun resikonya!” Penyesalan memang datang belakangan, karena kalau datang duluan kita tidak akan pernah memilih. Kita akan diam di tempat. Hidup ini akan menjadi hambar bila kita tidak pernah “mengalami” baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Pilihan yang berat sangat membutuhkan faktor keyakinan yang kuat. (Alex Kuple, Bintaro 11 April 2007).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment